Friday, 29 July 2016

Mengevaluasi dan Menyunting Teks “Guyonan Bersama Teater Gandrik ‘Gundala Gawat’”

Mengevaluasi dan Menyunting Teks “Guyonan Bersama Teater Gandrik ‘Gundala Gawat’”
Pada bagian ini kalian diminta untuk mengevaluasi dan menyunting teks“Guyonan Teater Gandrik ‘Gundala Gawat’” dari sisi struktur teks, sisi kebahasaan, dan juga sisi isinya. Guyonan Bersama Pementasan Teater Gandrik “Gundala Gawat” Dwi Klik Santosa

GUYONAN BERSAMA PEMENTASAN TEATER GANDRIK “GUNDALA GAWAT”

Adegan tegang superhero disaksikan pengarangnya : Gunawan Maryanto (Pangerang Mlaar), Jamaluddin Latif (Aquanus), M. Arief Wijayanto (Jin Kartubi), Susilo Nugroho (Gundala Putera Petir), Jujuk Prabowo (Sun Bo Kong).Adegan tegang superhero disaksikan pengarangnya : Gunawan Maryanto (Pangerang Mlaar), Jamaluddin Latif (Aquanus), M. Arief Wijayanto (Jin Kartubi), Susilo Nugroho (Gundala Putera Petir), Jujuk Prabowo (Sun Bo Kong).


“Gundala Gawat” dalam adaptasi budayawan Goenawan Mohamad dari serial komik "Gundala Putera Petir" karya Hasmi, seperti dikatakan oleh GM adalah karya guyonan belaka.



”Sesekali kita boleh to, merenungkan sesuatu dengan cara yang guyonan,” kata GM, “semua terserah pada pencernaan penonton.”


Dan sebagaimana diakui pula oleh si seniman dari Njogja yang kondang karena karakternya yang unik dan kuat meniru berbagai logat dan karakter pengucapan tokoh-tokoh nomer satu Indonesia, bahwa, ”Pementasan naskah ini oleh Teater Gandrik adalah sebuah tawaran bagi publik untuk menafsirkan nilai-nilai sebuah esensi,” kata Butet Kartaredjasa, “apakah guyonan ala kami sama dengan guyonan gaya OVJ.”

Mendengarkan ucapan kedua tokoh utama di balik pementasan Teater Gandrik itu, terbayang bagi saya untuk mencernanya ke dalam keseluruhan peristiwa pementasan itu di Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta, 16 – 17 April 2013 yang lalu. Memang beragam belaka, tanggapan dan respon masyarakat setelah menyaksikannya. Muncul pula kritik dari beberapa media, namun secara umum, memberikan nilai plus. Begitupun saya rasa, dari sekian penonton yang antusias menikmati suguhan seni ala nJogja itu.

Harian Suara Merdeka melalui tulisan Sony Wibisono, tak kurang, memberikan judul  ”Idealisme Sepi Gundala ’Njembling’” pada review terhadap pementasan itu. Namun toh, isi dari kandungan tulisan Sony lebih menekankan pada tajuk ”Gundala, dalam cerita yang ditulis Goenawan Mohamad ini menjadi sosok yang sangat dirindukan Hasmi untuk dihidupkan kembali. .. Dan sebagai teater modern, Teater Gandrik mematuhi rel naskah, tapidagelan Jogja terutama plesetannya adalah ”kewajiban”. ... Cerita ”Gundala Gawat” setidaknya memberikan sindiran yang kontesktual dengan kondisi Indonesia. Pertama kelompok koruptor, pengalihan isu dari wabah petir, dan idealisme yang tidak laku.”

Begitupun, Harian Jawa Pos yang memuatnya sebagai headline, menekankan sebuah data, ”seperti lakon-lakon sebelumnya, lewat ”Gundala Gawat”, Gandrik tetap tampil dengan sarkastik, kritis dan penuh gelak tawa.”

Untung Basuki, aktor kawakan Bengkel Teater Rendra era 1980-1990an, ketika saya mintai pendapat, hanya menggeleng-gelengkan kepala. ”Saya ndak habis pikir, GM,membuat adaptasi naskah teater yang seperti itu,” katanya.

Dan kata Iwan Sudjono, seniman Jogja yang sudah kerapkali berpentas di luar negeri juga memberikan tanggapannya. ”Sebagai drama, secara plot cukuplah saya pahami maksudnya. Tapi saya rasa, terlampau banyak badutannya. Sehingga agak luput seperti apa yang saya bayangkan, ketika naskah ini ditulis oleh seorang GM.”

TEATER KONTEKSTUAL

Almarhum Rendra memberikan pengertian kepada saya dalam sebuah pendapatnya, ”yang paling menonjol dari sebuah pementasan drama adalah bagaimana kejelian sutradara mengalirkan plot. Sehingga dramaturgi yang terbentuk akan menjadi penanda bagaimana emosi penonton ikut dan hanyut ke dalam semangat pertunjukan.”

Menyaksikan secara utuh, pementasan Teater Gandrik pada sajian ”Gundala Gawat” dari sejak gladi resik, pementasan hari pertama dan kedua, dan mensinergikan dalam pemahaman saya mencerna apa yang dikatakan Rendra dalam kredonya tersebut, cukup berhasil saya rasa Djaduk Ferianto memainkan perannya sebagai sutradara. Ritme yang mengalir untuk menggarap dramaturgi dimunculkan dari kreativitas yang aneka. Dari pengolahan plot yang saling sinambung dan terjaga. Dari abstraksi, klimaks dan anti klimaks, cukup mengalir memberikan tanya yang berjawab bagi benak segenap penonton. Naik turun penasaran penonton dimainkan dengan akumulasi permainan cahaya atau lighting yang sinergi dengan rancak, jenaka dan senyapnya olahan permainan musik dan layar digital animasi yang kaya nuansa. Apalagi dengan gaya sampakan atau akting semau gua yang akhirnya menjadi ciri khas para ”gandriker” yang sesekali meloncat dari naskah. Berupa celotehan dan spontanitas yang kontekstual dengan alur. Tentu saja fragmen begini, yang selalu menjadi ciri mereka dan ditunggu para pecinta dan fans beratnya untuk menghasilkan senyum dan bahkan tawa ngakak. Apalagi telah dua tahun grup teater dari Njogja ini, absen dari perhelatan, dan ditinggal pergi Heru Kesawa Murti, salah satu dedengkotnya, yang meninggal dalam usia 54 tahun karena sakit. Menjadikan pementasan yang emosional bagi para anggota Gandrik, kiranya, seperti ingin menunjukkan sebuah semangat, "Teater Gandrik akan terus hidup dan berpentas!"


Hanya saja, saya melihat, bahwa, Susilo Nugroho, yang akrab dikenali sebagai si Den Baguse Ngarso dan menjadi pemeran Gundala, dalam beberapa adegan nampak kedodoran, berakting tidak seperti biasanya. Bagaimana pun, ialah aktor utama dalam pelakonan pentas itu. Jika semangatnya naik turun, pastilah berakibat bagi yang lain untuk naik turun. Seringkali ia melakukan hal yang fatal. Yaitu terlambat masuk ke dalam timing. Sehingga naskah yang semestinya lucu secara naskah,lantas tak menghasilkan senyum atau ketawa penonton, alias hambar-hambar saja. Begitupun, adegan yang semestinya dramatis. Menyepikan suasana untuk memberi nuansa tragis, atau sitegang sebagai gambaran tajamnya persoalan peristiwa, jadi naik turun pula maknanya dalam pencernaan penonton. 


Untungnya ada Butet Kartaredjasa, seperti yang saya lihat bermain nyaris prima dan konsisten. Hanya saja pada pementasan hari pertama, ia sedikit down untuk memberi nuansa dramatis pada ending pementasan. Sebagaimana karakternya yang kuat, yaitu bersuara besar dan serak, dan pandai mengatur tempo pengucapan, jelaslah ia jago orasi yang mumpuni. Sehingga pintar membetot sepenuhnya perhatian penonton. Hanya tertuju kepadanya, begitulah misteri panggung itu jika sudah jinak. Namun, kali itu, ia mengalami dilema, terlambat timing. Sehingga semestinya, kalimat terakhir yang menggelegar dan giris itu ;



”Kalau saja para superhero tidak lagi gagah menyuarakan kebenaran. Titenono... SOPO LENO, TAK PETIR NDASMU!” ... akan ikut pula memalu dan menggodam perasaan penonton. Dan menjadikan sepi ruang alam: alam panggung, alam Concert Hall, alam penonton, sesepi kuburan. Sehingga pada akhirnya, akan dibawa pulang sepi itu untuk terus direnungkan menjadi semacam bahan-bahan untuk mengolah lagi ....


Secara umum, saya melihat, para aktor cukup mumpuni memainkan perannya. Lucu, berisi dan kritis.Terhadap pernyataan GM, bahwa pelakonan ini seperti bermakna guyonan belaka, saya rasa ada benarnya. Tapi juga sebuah pandangan lain dari arti sebuah guyonan, bahwa, disampaikan dengan kaidah Teater Gandrik, terasa bedanya. Akumulasi dari keseluruhan kinerja jeli sang sutradara dan dibantu seperangkat artistik kepercayaannya, memungkinkan memberi cakrawala lain di hati dan benak pemirsa.


BRAVO SENI NUSANTARA!


Dwi Klik Santosa
Pondokaren
20 April 2013
:  10.oo

No.
Struktur Teks:
“Guyonan Bersama Pementasan Teater Gandrik ‘Gundala Gawat’”
1.
Orientasi:
“Gundala Gawat”karya budayawan Goenawan Mohamad (GM) diadaptasi dari serial komik “Gundala Putera Petir” karya Hasmi. GM menganggap ini adalah karya guyonan belaka. “Sesekali kita boleh to, merenungkan sesuatu dengan cara yang guyonan,” kata GM, “semua terserah pada pencernaan penonton.” Seperti diakui oleh si seniman dari Njogja yang kondang karena karakternya yang unik dan kuatmeniru berbagai logat dan karakter pengucapan tokoh- tokoh nomer satu Indonesia, bahwa, Pementasan naskah ini oleh Teater Gandrik adalah sebuah tawaran bagi publik untuk menafsirkan nilai-nilai sebuahesensi,”kata Butet Kartaredjasa,“apakah guyonan ala kami sama dengan guyonan gaya OVJ.”
2.
Tafsiran Isi:
Mendengarkan ucapan kedua tokoh utama dibalik pementasan Teater Gandrik itu, terbayang bagi saya untuk mencernanya ke dalam keseluruhan peristiwa pementasan itu di Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta, 16—17 April 2013.
Terdapat beragam tanggapan dan respon masyarakat setelah menyaksikannya. Muncul pula kritik dari beberapa media, namun secara umum, memberikan nilai plus. Begitupun saya rasa, dari sekian penonton yang antusias menikmati suguhan seni ala nJogja itu.
Harian Suara Merdeka melalui tulisan Sony Wibisono, tak kurang,memberikan judul Idealisme Sepi Gundala Njembling’” pada review terhadap pementasan itu. Namun toh, isi dari kandungan tulisan Sony lebih menekankan pada tajuk ”Gundala”, dalam cerita yang ditulis Goenawan Mohamad ini menjadi sosok yang sangat dirindukan Hasmi untuk dihidupkan kembali. Dan sebagai teater modern, Teater Gandrik mematuhi rel naskah, tapi dagelan Jogja terutama plesetannya adalah ”kewajiban”. Cerita ”Gundala Gawat” setidaknya memberikan sindiran yang kontesktual dengan kondisi Indonesia. Pertama kelompok koruptor, pengalihan isu dari wabah petir, dan idealisme yang tidak laku.”
Begitupun, Harian Jawa Pos yang memuatnya sebagai headline, menekankan sebuah data, seperti lakon-lakon sebelumnya, lewat ”Gundala Gawat”, Gandrik tetap tampil dengan sarkastik, kritis, dan penuh gelak tawa. Untung Basuki, aktor kawakan Bengkel Teater Rendra era 1980—1990-an, ketika saya mintai pendapat, hanya menggeleng-gelengkan kepala. ”Saya ndak habis pikir, GM, membuat adaptasi naskah teater yang seperti itu,” katanya.
Dan kata Iwan Sudjono, seniman Jogja yang sudah kerapkali berpentas di luar negeri juga memberikan tanggapannya. ”Sebagai drama, secara plot cukuplah saya pahami maksudnya. Tapi saya rasa, terlampau banyak badutannya. Sehingga agak luput seperti apa yang saya bayangkan, ketika naskah ini ditulis oleh seorang GM.” 
Teater Kontekstual
Almarhum Rendra memberikan pengertian kepada saya dalam sebuah pendapatnya, ”Yang paling menonjol dari sebuah pementasan drama adalah bagaimana kejelian sutradara mengalirkan plot. Sehingga dramaturgi yang terbentuk akan menjadi penanda bagaimana emosi penonton ikut dan hanyut ke dalam semangat pertunjukan.”
3.
Evaluasi:
Menyaksikan secara utuh, pementasan Teater Gandrik pada sajian ”Gundala Gawat” dari sejak gladi resik, pementasan hari pertama dan kedua, dan mensinergikan dalam pemahaman saya mencerna apa yang dikatakan Rendra dalam kredonya tersebut, cukup berhasil saya rasa Djaduk Ferianto memainkan perannya sebagai sutradara. Ritme yang mengalir untuk menggarap dramaturgi dimunculkan dari kreativitas yang aneka. Dari pengolahan plot yang saling sinambung dan terjaga. Dari abstraksi, klimaks dan anti klimaks, cukup mengalir memberikan tanya yang berjawab bagi benak segenap penonton. 
Naik turun penasaran penonton dimainkan dengan akumulasi permainan cahaya atau lighting yang sinergi dengan rancak, jenaka dan senyapnya olahan permainan musik dan layar digital animasi yang kaya nuansa. Apalagi dengan gaya sampakan atau akting semau gua yang akhirnya menjadi ciri khas para ”gandriker” yang sesekali meloncat dari naskah. Berupa celotehan dan spontanitas yang kontekstual dengan alur. Tentu saja fragmen begini, yang selalu menjadi ciri mereka dan ditunggu para pecinta dan fans beratnya untuk menghasilkan senyum dan bahkan tawa ngakak. Apalagi telah dua tahun grup teater dari Njogja ini, absen dari perhelatan, dan ditinggal pergi Heru Kesawa Murti, salah satu dedengkotnya, yang meninggal dalam usia 54 tahun karena sakit. Menjadikan pementasan yang emosional bagi para anggota Gandrik, kiranya, seperti ingin menunjukkan sebuah semangat, “Teater Gandrik akan terus hidup dan berpentas!”
Hanya saja, saya melihat, bahwa, Susilo Nugroho, yang akrab dikenali sebagai si Den Baguse Ngarso dan menjadi pemeran Gundala, dalam beberapa adegan nampak kedodoran, berakting tidak seperti biasanya. Bagaimana pun, ialah aktor utama dalam pelakonan pentas itu. Jika semangatnya naik turun, pastilah berakibat bagi yang lain untuk naik turun. Seringkali ia melakukan hal yang fatal.Yaitu terlambat masuk ke dalam timing. Sehingga naskah yang semestinya lucu secara naskah, lantas tak menghasilkan senyum atau ketawa penonton, alias hambar-hambar saja. Begitupun, adegan yang semestinya dramatis. Menyepikan suasana untuk memberi nuansa tragis, atau sitegang sebagai gambaran tajamnya persoalan peristiwa, jadi naik turun pula maknanya dalam pencernaan penonton. 
Untungnya ada Butet Kartaredjasa, seperti yang saya lihat bermain nyaris prima dan konsisten. Hanya saja pada pementasan hari pertama, ia sedikitdownuntuk memberi nuansa dramatis padaendingpementasan. Sebagaimana karakternya yang kuat, yaitu bersuara besar dan serak, dan pandai mengatur tempo pengucapan, jelaslah ia jago orasi yang mumpuni. Sehingga pintar membetot sepenuhnya perhatian penonton. Hanya tertuju kepadanya, begitulah misteri panggung itu jika sudah jinak. Namun, kali itu, ia mengalami dilema, terlambattiming. Sehingga semestinya, kalimat terakhir yang menggelegar dan giris itu, ”Kalau saja para superhero tidak lagi gagah menyuarakan kebenaran.Titenono sopo leno, tak petir ndasmu! akan ikut pula memalu dan menggodam perasaan penonton. Danmenjadikan sepi ruang alam: alam panggung, alam Concert Hall, alam penonton, sesepi kuburan. Sehingga pada akhirnya, akan dibawa pulang sepi itu untuk terus direnungkan menjadi semacam bahan-bahan untuk mengolah lagi.
4.
Rangkuman:
Secara umum, saya melihat, para aktor cukup mumpuni memainkan perannya. Lucu, berisi dan kritis.Terhadap pernyataan GM, bahwa pelakonan ini seperti bermakna guyonan belaka, saya rasa ada benar nya.Tapi juga sebuah pandangan lain dari arti sebuah guyonan, bahwa, disampaikan dengan kaidah Teater Gandrik, terasa bedanya. Akumulasi dari keseluruhan kinerja jeli sang sutradara dan dibantu seperangkat artistik kepercayaannya, memungkinkan memberi cakrawala lain di hati dan benak pemirsa.
  • Dalam teks “Guyonan Bersama Pementasan Teater Gandrik ‘Gundala Gawat’” tersebut banyak terdapat kekeliruan dalam penggunaan kaidah kebahasaan. Banyak juga ditemukan pemubaziran penggunaan kata atau penulisan kalimat. Dalam bidang ilmu bahasa, kemubaziran, yang disebut juga dengan kelewahan” dimaknai sebagai penggunaan kata secara berlebih. Artinya, kehadiran kata itu sesungguhnya tidak diperlukan, yang jika dihilangkan pun tidak akan mengganggu informasi yang disampaikan. Contohnya adalah penggunaan kata bersinonim secara bersama-sama, seperti agar supaya, demi untuk, dan servis pelayanan. Bisakah kalian menemukan contoh sejenis itu? Coba kalian baca sekali lagi teks di atas dengan teliti, lalu suntinglah teks ulasan tersebut. Tuliskan hasil suntingan kalian pada kolom yang tersedia berikut ini. Lakukan dengan mendiskusikannya dalam kelompok yang telah ada!
No. Kata/Kalimat yang Keliru atau Mubazir Kata/Kalimat yang Benar
1 Harian Suara Merdeka melalui tulisan Sony Wibisono, tak kurang, memberikan judul  ”Idealisme Sepi Gundala ’Njembling’” pada review terhadap pementasan itu. Harian Suara Merdeka, melalui tulisan Sony Wibisono, memberikan judul  ”Idealisme Sepi Gundala Njembling’” pada review terhadap pementasan itu.
2 Seringkali ia melakukan hal yang fatal. Yaitu terlambat masuk ke dalam timing. Seringkali ia melakukan hal yang fatal, yaitu terlambat masuk timing.
3 Terdapat beragam tanggapan dan respon masyarakat setelah menyakiskannya Terdapat beragam tanggapan masyarakat
4 Hanya saja pada pementasan hari pertama, ia sedikit down untuk memberi nuansa dramatis pada ending pementasan. Hanya saja pada pementasan hari pertama, Butet Kartaredjasa kurang baik memberi kesan dramatis di akhir pementasan.
5 Sehingga pada akhirnya, akan dibawa pulang sepi itu untuk terus direnungkan menjadi semacam bahan-bahan untuk mengolah lagi. Pada akhirnya, akan dibawa pulang sepi itu untuk terus direnungkan menjadi bahan-bahan untuk mengolah lagi.
6 Begitupun, Harian Jawa Pos yang memuatnya sebagai headline, menekankan sebuah data, seperti lakon-lakon sebelumnya, lewat ”Gundala Gawat”, Gandrik tetap tampil dengan sarkastik, kritis, dan penuh gelak tawa. Begitupun harian Jawa pos memuatnya sebagai topik utama yang menekankan sebuah data seperti lakon sebelumnya. Lewat “Gundala Gawat”, Gandrik tetap tampil dengan sarkastik, kritis, dan penuh gelak tawa.
7 Naik turun penasaran penonton dimainkan dengan akumulasi permainan cahaya atau lighting yang sinergi dengan rancak, jenaka dan senyapnya olahan permainan musik dan layar digital animasi yang kaya nuansa. Rasa penasaran penonton dimainkan dengan permainan lighting yang bersinergi dengan bagus dan jenaka, serta senyapnya permainan musik dan layar digital animasi yang bernuansa.
8 Muncul pula kritik dari beberapa media, namun secara umum, memberikan nilai plus. Muncul pula kritik dari beberapa media. Tetapi secara umum semuanya memberikan nilai baik
9 Dan kata Iwan Sudjono, seniman Jogja yang sudah kerapkali berpentas di luar negeri juga memberikan tanggapannya. ”Sebagai drama, secara plot cukuplah saya pahami maksudnya.


Iwan Sudjono, seniman Yogyakarta yang sering pentas diluar negeri juga turut memberikan tanggapannya. “Sebagai drama, secara plot cukuplah saya pahami maksudnya”
10
Tapi saya rasa, terlampau banyak badutannya.
Saya rasa, terlampau banyak badutannya.



  • Menurut kalian, termasuk corak kritik apakah teks ulasan di atas? Coba jelaskan.
  • Menurut kami corak keritik yang digunakan adalah corak kritik eksposisi karena pengulas menulis tentang bagan-bagan yang membangun pementasan “Teater Gandrik” dimulai dari naskah, pemeran, alur, dan pementasan. Pengulas Dwi Klik Santosa juga mengungkapkan beberapa kritik dan pujian dalam teks ulasannya.

    Sumber:

    Thursday, 23 June 2016

    Cara Install Zimbra pada Debian 6 Squeezy

    Assalamu'alaikum ~ 

    Kali ini saya akan mencoba untuk menjelaskan bagaimana cara install zimbra pada debian 6 queezy (sebisa saya). sebelumnya ke proses installasi perlu anda ketahui bahwa zimbra adalah sebuah mail server seperti halnya squirrel mail.

    oke Berikut adalah langkah demi langkah untuk installasi Zimbra
    1. Install Debian 6
    2. Konfigurasi IP Address
    3. Install Samba (atau sejenisnya)
    4. Download Zimbra dan Debian Package 
    5. Install asi Zimbra
    baiklah.. kita ke tahap pertama installasi Zimbra
    1. Install Debian 6 nya ... insyaallah udah bisa kali
    2. Konfigurasi IP ... bisa juga dong yahh
    3. Install Samba atau file transfer lainnya seperti FTP dan kawan-kawannya
    4. Silahkan di Download dulu. bisa juga download langsung di Debiannya degan command wget link downloadnya.
    5. untuk Installasi zimbra bisa anda perhatikan pada paparan di bawah ini.

    INSTALLASI ZIMBRA

    1. Pertama.. ubahlah host nya

    Tambahkan pager pada baris ke2.. setelah itu tambahkan pula IP server anda, domainname dan juga hostname anda
     
    Lakukan Command diatas untuk mengubah hostname anda lalu di reboot

     2. Selanjutnya... install package dan install zimbra

    intall package package di atas
    buatlah folder zimbra seperti di atas.. lalu kan file zimbra yang tadi didownload dpkg nya ke folder di atas
    Kirim file yang sudah di download ke folder di atas

    Ekstrak File zimbra dengan lakukan command di atas
    Lalu masuk ke utilfunc.sh dengan command di atas

    cari line yang bertuliskan sudo l dan tambahkan "c2" pada libgmp3
    setelah itu install platform nya dengan command seperti di atas. dan setelah itu ikuti saja langkah-langkah di bawah ini. 
    Nahh.. Setelah itu tinggal nunggu aja deh... terus setelah berhasil tinggal di cek aja di browser client. coba di akses lewat IP address server.
    Loggin pake admin dan password yang tadi dibuat
    Beres dah..
    Yapss.. mungkin segitu aja dari saya. semoga bermanfaat sekian terimakasih dan wassalam

    Thursday, 9 June 2016

    How to install owncloud on Debian 7

    Assalamu'alaikum ~

    Kali ini saya akan memberikan tutorial cara menginstall owncloud pada Debian 7, sebelum itu, owncloud adalah sebuah situs penyimpanan online atau cloud. berikut adalah tutorialnya

    1. Tuliskan script pada di bawah ini
    wget -nv https://download.owncloud.org/download/repositories/stable/Debian_7.0/Release.key -O Release.key
    apt-key add - < Release.key

    2. lalu install lah owncloud nya
    sh -c "echo 'deb http://download.owncloud.org/download/repositories/stable/Debian_7.0/ /' >> /etc/apt/sources.list.d/owncloud.list"
    apt-get update
    apt-get install owncloud-files

    3. Install php5-curl
    4. Cobalah untuk membuat Database dengan menginstall phpmyadmin, disini saya cukup menggunakan database root saja
    Setelah itu tinggal di isi data datanya dan selesai deh.. mudah bukan ? yaps.. segitu saja dari saya, semoga bermanfaat sekian dan wassalam.

    Wednesday, 8 June 2016

    Cara Install Samba pada Debian 7

    Asslamu'alaikum ~ kali ini saya akan memberi tutorial cara menginstall Samba pada Debian 7, Samba adalah aplikasi file sharing seperti halnya FTP Oke.. Langsung saja ke tahap pertama, install Samba
    Kedua.. buat lah folder yang akan di share
    selanjutnya tentukan permission nya untuk setiap folder yg akan di share, misal kan folder full dibuat full permission dan read cuma bisa readable
    yang ke-4 buatlah user dan passwordnya
    berikutnya, editlah smb.conf, pada balis / line ke 102 hapus tanda pagernya, lalu pada baris ke 243 tambahkan command seperti pada gambar.
    langkah selanjutnya adalah restart sambanya
    oke.. untuk mengecek setingan nya berhasil atau tidak, coba buka explorer lalu ketikan "\\ipserver" lalu buka lah satu persatu folder full dan folder read dan cobalah buat folder didalam kedua nya, seperti pada gambar di bawah ini
    Yaps Selesai sudah dan sukses dalam installasi Samba.. sekian dari saya maaf apabila ada salah semoga bermanfaat.. Wassalam.

    Monday, 6 June 2016

    Cara install Worpress pada Debian 7

    Assalamu'alaikum ~
    Biasanya Wordpress identik dengan penggunaan nya di Windows atau singkat kata berbasis GUI, namun ternyata ada juga yang versi untuk Debian(CLI).
    Nah kali ini saya akan memberikan tutorial cara menginstall Wordpress pada Debian 7. okey langsung saja saya mulai dengan tahap pertama.
    1. Pertama pastikan bahwa kalian telah menginstall LAMP pada Debian Kalian Cara Install LAMP pada Debian
    2. download wordpress versi terbaru, seperti pada gambar dibawah ini
     
    3. Ekstrak file latest.tar.gz dengan command seperti ini
     
    4. selanjutnya buat database, user dan menentukan privileges untuk wordpress
     
     
    *yang berada dalam kotak merah bebas
    dalam membuat database dkk, kita juga dapat menggunakan PHPmyadmin, dengan cara menginstall terlebih dahulu PHPmyadmin kemudian cek di browser ipserver/phpmyadmin
    5. Setup wordpress configuration


    copy wp-config-sample.php ke wp-config.php atau bisa dengan mengganti nama wp-config-sample.php menjadi wp-config.php , untuk lebih amannya lebih baik di copy saja agar ada data backup an nya
    ganti yang diberi tanda merah menjadi nama database, user dan password yang tadi sudah di buat.
     6. Copy the files
    sudo rsync -avP ~/wordpress/ /var/www/
    cd /var/www/
    sudo chown www-data:www-data /var/www/* -R 
    sudo usermod -a -G www-data username
    sudo apt-get install php5-gd 
    mv /var/www/index.html /var/www/index.html.orig
    Jika saat sudo rsync tidak bisa, maka cobalah untuk install rsync nya

    7. Selanjutnya, cobalah akses ipserver anda pada browser. maka form utama instalasi wordpress akan muncul dan isilah data-data tersebut dengan sesuai lalu klik install wordpress dan sukses
    Okey.. Sekian dari saya semoga bermanfaat.. seeyou